-->

metode pembelajaran

       Seperti yang telah dikemukakan oleh Basyiruddin Usman (2002) dalam bukunya Metodologi Pembelajaran Agama Islam bahwasanya dalam pembelajaran, seorang guru dapat melakukan pembelajaran dengan menggunakan 10 metode mengajar. Adapun sepuluh metode tersebut adalah:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran murid di sini sebagai penerima pesan, mendengarkan, memperhatikan, dan mencatat keterangan keterangan guru bila mana diperlukan.
Metode ceramah layak dipakai oleh guru dalam menyampaikan kelas bila:
a.       Pesan yang disampaikan berupa fakta atau informasi;
b.      Jumlah siswanya terlalu banyak;
c.       Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa, dan dapat merangsang siswa.
Keunggulan metode ceramah ini adalah:
1.      Penggunaan waktu yang efesien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya;
2.      Pengorganisasian kelas lebih sederhana dan tidak diperlakukan pengelompokkan siswa secara khusus;
3.      Dapat memberikan motifasi dan dorongan terhadap siswa dalam belajar;
4.      Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak dan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.
Kelemahan metode ceramah ini adalah:
1.      Guru sering kali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahan siswa sampai sejauh mana pemahaman mereka tentang materi yang telah diajarkan;
2.      Siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru;
3.      Bilamana guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa;
4.      Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.
2.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini dapat menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
Keunggulan metode diskusi adalah:
1)      Suasana kelas menjadi bergairah, di mana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan;
2)      Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sitematis;
3)      Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi;
4)      Adanya kesadaran pada siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.
Di samping itu, kelemahan-kelemahan metode diskusi adalah:
1)      Adanya sebaagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi;
2)      Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang;
3)      Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.
3.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya. Metode ini biasanya digunakan saat akhir menjelang usainya mata pelajaran.
Keunggulan metode ini ialah:
1)      Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa ke arah ber-pikir secara aktif;
2)      Siswa berlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru;
3)      Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu
Sedangkan kelemahan metode ini ialah:
1)      Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa;
2)      Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan dengan sasaran yang dibicarakan;
3)      Jalannya pengajaran kurang dapat terkordinir dengan baik.
4.      Meode Demonstrasi dan Eksperimen
Demonstrasi adalah teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.
Eksperimen adalah suatu teknik pengajaran di mana guru dan murid bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.
5.      Metode Resitasi
Metode ini biasa disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberikan tugas-tugas khusus diluar pengajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung di mana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan di laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya.
Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diteria siswa lebih mantab. Dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca, mengerjakan sesuatu secara langsung. Metode ini sangat sesuai dengan pendekatan belajar siswa aktif yang dikenal Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang saat ini sedang dikembangkan di sekolah-sekolah.
6.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan satu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong. Dalam prakteknya, ada beberapa jenis kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khusus yang dicapai, umur dan kemampuan siswa, fasilitas dan media yang tersedia.
7.      Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan
Metode ini merupakan sebuah teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial. Menurut Engkoswara: metode ini adalah suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelmpok orang. Biasanya permasalahan cukup diceritakan dalam waktu yang singkat dalam temp 4 atau 5 menit, kemudian anak menerangkannya. Persoalan pokok yang akan didramatisasikan diambil dari kejadian-kejadian sosial, oleh karena itu dinamakan sosio-drama.
8.      Metode Karya Wisata
Metode ini adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak siswa ke luar kelas guna mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
Sebelum keluar kelas guru terlebih dahulu membicarakan dengan anak-anak tentang hal-hal yang akan diseidiki, aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan. Untuk lebih terarahnya dalam beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang akan disellidiki atau diobservasi.
9.      Metode Drill
Metode ini juga disebut sebagai metode latihan yang dimaksud untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap siagakan.
Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi suatu proses interaksi antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perobahan tingkah laku. Jadi suatu pengulangan terhadap apa yang terjadi belum dapat dikatakan sebagai suatu proses pembelajaran, oleh karena itu perlu dipahami dalam situasi yang bagaianakah cara pelaksanaannya.
10.  Metode Sistem Beregu
Sistem beregu ini merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu minofasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching. Engkoswara (1984) mengemukakan: team teaching ialah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dalam mengajar oleh sejumlah siswa yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan atau tingkat kelas.
Sistem beregu ini dapat dilakukan dengan mengikut sertakan siswa itu sendiri sebagai anggota regu (pembantu atau asisten). Tujuan metode ini ialah pemberian bantuan kepada siswa dan juga kepada pengajar (surachmad, 1978: 100).


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis materi biologi secara Up To Date via email