Teman + Lawan = ?
Saat mereka benar-benar melihat kau berada di bawah.
Saat mereka yakin dengan penglihatan mereka jika kau memang benar berada jauh di bawah.
Itulah saatnya untuk memulai segalanya.
Ingat, saat kau katakan kau tidak bisa kepada mereka.
Bukan berarti kau harus berhenti untuk mencoba.
Saat mereka melihatmu dengan pandangan sebelah mata.
Ingat, kau miliki aku sebagai seorang teman.
Jiwamu juga semangatmu.
Dan aku, kan terus bersamamu.
--------
Benar;
Memang benar dia adalah teman.
Tapi di sini.
Aku lah teman mu yang sebenarnya.
Kau ingat, di saat kau mempercayakan sebuah rahasi kepada temanmu.
Kau sangat berharap dia akan menyimpan dalam diamnya, dalam candanya, juga dalam ketidaksadarannya.
Namun ada yang berulah lain. Tingkahnya konyol, sungguh menjengkelkan.
Rahasiamu terbongkar. Dan kau baru sadar, dia bukanlah seorang teman.
--------
Kau tentu masih ingat juga kan tentang kejadian ini;
Di saat temanmu membutuhkanmu.
Dia hampir mati karena membela hakmu, sedangkan kamu hanya berdiri dibelakangnya.
Apa gunanya kamu sebagai teman?
Tidak.
Kau juga bukanlah seorang teman untuk orang yang sudah mati-matian membelamu.
Aku lah temanmu.
Egomu, juga takutmu.
Aku bersamamu, dan akan terus bersamamu.
=============================================================
Inilah kehidupan, sangat seru untuk diperbincangkan. Antara teman dan lawan. Lalu siapa mereka?
Teman terbaik untuk diri kita, lawan tertangguh untuk diri kita. Dialah diri kita.
Sampai di sini aku ragu, aku takut...
Ah, Apa yang aku pikirkan barusan???
Maafkan aku! Bukan bermaksud untuk meniadakan arti dari sebuah kata “TEMAN”.
Karena aku tahu.
Temanku, adalah musuhku.
Dan itu bukan dirimu.
Tapi aku.
Saat mereka yakin dengan penglihatan mereka jika kau memang benar berada jauh di bawah.
Itulah saatnya untuk memulai segalanya.
Ingat, saat kau katakan kau tidak bisa kepada mereka.
Bukan berarti kau harus berhenti untuk mencoba.
Saat mereka melihatmu dengan pandangan sebelah mata.
Ingat, kau miliki aku sebagai seorang teman.
Jiwamu juga semangatmu.
Dan aku, kan terus bersamamu.
--------
Benar;
Memang benar dia adalah teman.
Tapi di sini.
Aku lah teman mu yang sebenarnya.
Kau ingat, di saat kau mempercayakan sebuah rahasi kepada temanmu.
Kau sangat berharap dia akan menyimpan dalam diamnya, dalam candanya, juga dalam ketidaksadarannya.
Namun ada yang berulah lain. Tingkahnya konyol, sungguh menjengkelkan.
Rahasiamu terbongkar. Dan kau baru sadar, dia bukanlah seorang teman.
--------
Kau tentu masih ingat juga kan tentang kejadian ini;
Di saat temanmu membutuhkanmu.
Dia hampir mati karena membela hakmu, sedangkan kamu hanya berdiri dibelakangnya.
Apa gunanya kamu sebagai teman?
Tidak.
Kau juga bukanlah seorang teman untuk orang yang sudah mati-matian membelamu.
Aku lah temanmu.
Egomu, juga takutmu.
Aku bersamamu, dan akan terus bersamamu.
=============================================================
Inilah kehidupan, sangat seru untuk diperbincangkan. Antara teman dan lawan. Lalu siapa mereka?
Teman terbaik untuk diri kita, lawan tertangguh untuk diri kita. Dialah diri kita.
Sampai di sini aku ragu, aku takut...
Ah, Apa yang aku pikirkan barusan???
Maafkan aku! Bukan bermaksud untuk meniadakan arti dari sebuah kata “TEMAN”.
Karena aku tahu.
Temanku, adalah musuhku.
Dan itu bukan dirimu.
Tapi aku.
Tlo.Mas, 4:34 pagi, 27 november, 2012
di sela pagi kusempatan tangan untuk bicara, meski dadaku sedikit sesak...
By : Irvan Hadzuka
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis materi biologi secara Up To Date via email