-->

Analisis Jurnal: Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Rekaman Video pada Mata Kuliah Neurobiologi

 Guided Discovery Learning with Videotaped Case Presentation in Neurobiology
 Robert A. Lavine, Ph.D.
Department of Pharmacology & Physiology
The George Washington University School of Medicine and Health Sciences
Washington, DC 20037 U.S.A.

Resume
Dalam penlitian Psikologi terhadap level sebelum jenjang perguruan tinggi menyatakan bahwa pembelajaran Discovery terbimbing menyatakan hasil yang lebih baik daripada pembelajaran discovery bebas ataupun pembelajran konvensional yang kurang terstruktur. Hal tersebut yang melatar belakangi penelitian ini, oleh Robert A. Lavine penelitian Discovery terbimbing pada mata kuliah sistem saraf dengan media video di terapkan pada mahasiswa di semester awal fakultas farmakologi dan Fisiologi. Pada pembelajaran ini tidak proses pembelajarn tidak lagi berpusat pada Dosen namun kearah pada Mahasiswa tersebut.
Di harapkan dengan pembelajaran seperti ini, mahasiswa bisa menemukan sendiri konsep-konsep yang menjadi dasar pemahaman sehingga mampu mengaplikasikan atau mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan bahwa ciri khas pembelajarn discovery terbimbing ini terlatak pada empat hal yaitu:
1.    Perencanaan pra pembelajaran.
     Yaitu persiapan yang disiapkan sebelum riset atau sering dikenal dengan perencanaan pembelajaran.
2.    Tanggung jawab siswa terhadap materi yang dipelajari
Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami materi kuliah namun juga mampu menerapkan dan menguraikan hasil temuannya sendiri.
3.    Proses belajar terstruktur
     Yaitu  dengan bimbingan baik dari Dosen kepada Mahasiswa atau sesama mahasiswa itu sendiri.
4.    Bersifat aplikatif terhadap hal-hal klinis.
     Mahasiswa mampu menerapkan materi yang diterima lalu menghubungkan dengan dunia keshatan.
Penelitian ini menyajikan hasil penelitian dari mata kuliah sistem syaraf dengan pembelajaran discovery terbimbing menggunakan presentasi video. Meliputi struktur dan fungsi anatomi fisiologi sistem syaraf. Pembelajaran dimulai dengan menyajikan konsep-konsep materi sistem syaraf kemudian dilanjut dengan presentasi video dari penderita sistem syaraf yaitu struk kurang lebih selama setahun. Dari tiap segmen dijelaskan secara detail dan diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada:
Tempat        :  Department of Pharmacology & Physiology  The George Washington University School of Medicine and Health Sciences  Washington, DC.
Sample          :  30 Mahasiswa semester awal dari Fakultas Farmakologi dan Fisiologi.
Pembelajaran dimulai dengan penyampaian tujuan pembelajaran dari sistem syaraf. Penjelasan pada minggu pertama berupa segmen anatomi dan fisiologi sistem syaraf dan dilanjutkan minggu berikutnya dengan membagi mahasiswa menjadi kelompok-kelompok kecil, selanjutnya memutar video tentang seorang penderita struk selama kurang lebih 1 tahun. Pembalajaran Discovery Terbimbing selalu diiringi dengan diskusi tanya jawab antara Dosen dengan Mahasiswa.
Setiap akhir pertemuan mahasiswa diberikan tugas untuk membuat laporan tertulis materi tentang sistem syaraf. Diharapkan mahasiswa aktif mencari dan menggali informasi dari refreansi buku maupun internet. Tugas tersebut yang dijadikan skala pengukuran kemampuan kognitif mahasiswa.
Evaluasi pembelajaran dengan skala Likert 1-6 yaitu: (1). sangat setuju, (2). setuju, (3). agak setuju, (4). agak tidak setuju, (5). tidak setuju,  dan (6). sanggat tidak setuju. Angket yang diisi oleh mahasiswa dengan pertanyaan yang berupa:
Q1: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkatkan pengetahuan materi sistem syaraf saya?
Q2: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkatkan motivasi saya mempelajari sistem syaraf?
Q3: Apakah pembelajaran discovery terbimbing meningkat kemampuan saya menerapkan materi sistem syaraf ke masalah klinis?
 Q4: Memperbaiki pemahaman saya, motivasi mempelajari, dan/atau kemampuan menerapkan neurobiology lebih dari ceramah biasa?.
Hasil dan Kesimpulan
Dari hasil penelitian kepada mahasiswa semester pertama dari Fakuktas Farmakologi dan Fisiologi didapat bahwa ). 79 sampai dengan 89% sangat setuju bahwa ini “meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang sistem syaraf (rata-rata 2.18, SD: 0.27 dengan jumlah mahasiswa 33), 79% memotivasi mahasiswa untuk belajar sistem syaraf (rata-rata: 2.24 dan SD: 0.22), 88% meningkatkan kemampuan Mahasiswa mengaplikasikan materi sistem syaraf (rata-rata: 1.82 dengan SD: 0.22) dan 88% mampu memotivasi belajar dan mampu mengplikasikan materi sistem syaraf (rata-rata: 2.09 dan SD 0.27)
Dari uraian diatas maka dapat disimpulakn bahwa: pembelajarn Discovery terbimbing dengan media video dapat mengnkatkan motivasi belajar dan mampu mendorong mahasiswa tahun pertama Fakultas farmakologi dan Fisiologi untuk mengaplikasikan materi sistem syaraf.
Rekomendasi
Pembelajarn Discovery terbimbing sangat tepat bila diterapkan dalam pembelajaran SAINS, karena siswa dituntut dan dituntun untuk menukan sendiri konsep-konsep materi yang disampaikan, dengan demikian siswa ataupun mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya kedalam kehidupan sehari-hari.


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis materi biologi secara Up To Date via email