Lelaki Setengah Baya (part 1)
Ku pandang lelaki setengah baya yang berdiri di sana.
Di atas rongsokan bekas reruntuhan gedung yang kemarin masih menjadi kebanggaannya ia berdiri
Tampak bersedih dengan sehelai kain kusut yang dikalungkan dileher.
Ia mungkin sedang bertanya, gerangan apakah hingga sebegini rupa.
Terlihat olehnya, sepotong tangan dari tubuh mungil yang tertutup reruntuhan.
Lalu dihampirinya tubuh yang masih baru kemrin sore terkapar dibawah puing2 BANGUNAN itu.
Kesedihan yang tak tertahan sekaligus cambuk amarah ia tujukan kepada Sang Pencipta.
WAHAI ENGKAU SANG PENGAKU DIRI "RAJA MAHA DIRAJA"
TELAH KAU HANCURKAN SEGALA MILIKKU YANG TELAH LAMA KU PERJUANGKAN
HARI-HARIKU DENGAN JUTAAN TETES KERINGAT TELAH KUCUCURKAN DEMI SEMUANYA
NAMUN DENGAN BENGIS KAU AMBIL SEMUANYA DARIKU TUHAN
SUDAH KAU AMBIL SEMUANYA
KARIR, HARTA, GEDUNG TEMPATKKU MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA
SEMUANYA TELAH KAU AMBIL
MENGAPA MASIH JUGA ISTRI DAN ANAK-ANAKKU KAU BINASAKAN
APA MAU MU TUHAN...
Berkali-kali hujatan itu ia lontarkan
Perasaan benci dan dendam telah mengubur fitrahnya yang mulia sebagai manusia
Hati tak mampu lagi membendung nafsu lantaran rukhpun telah ia korbankan
Membaca al-Qur'an, pergi ke masjid
Itu cerita lama
Yang ada sekarang hanyalah
Meratapi nasib dengan hati yang pincang
Dengan sehelai kain yang tergantung di lehar
Ia usap peluh yang mebasahi pipinya
Lalu dari tempat ia duduk, ia melepaskan genggamannya dari tangan anak kecil yang terkapar dibawah reruntuhan gedung-gedung lalu berjalan dengan pandangan kosong
Menuju jalan tak bertepi
Mencari entah apa yang dinanti
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis materi biologi secara Up To Date via email