SURAT CINTA UNTUK SAYANG
Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada sahabat, saya haturkan maaf jika tulisan di bawah ini serasa tak enak untuk dibaca. Walau sadar diri, hati ini terselimuti segumpal darah yang kotor, namun sama sekali tak ada niatan untuk menyinggung perasaanmu, sahabat. Saling ingat mengingatkan dalam urusan kebaikanlah alasannya. Berharap kotornya diri terbersihkan. Berharap mata hati terbuka. Amin.
SURAT CINTA UNTUK SAYANG
Di zaman ini sebidang tanah tak cukup untuk membekalimu, sayang.
Begitu pelik arus budaya yang saling menyilang lintang.
Membuat kita seakan terjebak di atas logika yang paling sadar.
Sebab, giuran demi giuran, pesona demi pesona, mengirisi keimanan kita.
Dan secara ajeg, sedikit demi sedikit bergeser membuatnya tiada.
Sayang, dirimu pasti pernah melihat, mendengar, atau mungkin membaca.
“PENYETARAAN GENDER”
Muasal dari segalanya adalah, “wanita ingin memiliki hak yang setara dengan kaum adam”.
Berhasil. Proklamator hak itu telah sukses besar.
Hanya meninggalkan perbincangan kecil saja di abad ini.
Tapi tahukah dirimu mereka itu siapa?
Sayang, dunia kita saat ini sudah renta
Aku takut jika sewaktu-waktu;
Lahar di dalam perut bumi membludak membelah daratan
Badai topan mengaduk-aduk
Lautan menyeringai buas
Sementara kita tengah pongah dengan logika yang enggan perduli kepada panggilan hati
Sayang, yang akan kau jumpai nanti tak lebih dari fatamorgana
Semua itu hanyalah tipudaya.
Sebuah trand atau mode, telah mencuci otak-otak ummat muslim atas nama
“Modernitas atau Ke-GAUL-An”.
Dan perlahan namun pasti.
Trand atau mode tersebut hanyalah cara agar sedikit demi sedikit wanita-wanita muslimah menanggalkan jilbabnya.
Masyallah.
Dan taukah kau siapa dalang dibalik itu semua?
Sayang, kenakanlah terus jilbabmu.
Ulurkan hingga batas mana seharusnya jilbab terpasang.
Bukan malah diikat, lalu dibentuk menjadi sedemikian rupa.
Apakah dengan mode seperti itu wanita akan terlihat semakin cantik, rupawan, solekhah?
Demi Allah. Tidak!
Sayang, tetaplah terus kau jaga perangaimu.
Milikilah budi pekerti yang santun nan luhur.
Tak perlu kau begadang hingga larut;
Duduk di teras rumah
Menyaksikan tontonan di tengah malam, atau
Membelenggu dirimu dengan kontrak-kontrak keduniawian
Sungguh, itu tidak perlu.
Sayang, cobalah engkau renungkan.
Apa yang wanita-wanita cari di atas sana?
Mereka saling tarik dan ulur tangan dengan pria-pria yang bukan haknya
Mereka tebarkan bibit-bibit syahwat di antaranya
Apakah mereka tidak malu?
Sayang, Jangan engkau terlena.
Musuh-musuh Allah silih berganti berdatangan menawarkan manisnya dunia.
Memberikan asupan tentang corak pandang hidup ideal mereka.
Sebuah kehidupan yang hanya akan membawa kita kepada hidup yang merugi.
Sayang, sekarang sapalah dirimu! Kenali agamamu!
Sudah sepatutnya engkau berdiri di atas jalan Islam.
Agama yang santun, agama yang indah.
Agama yang menempatkan wanita berada di puncak penghormatan seluruh makhluk.
Dan akhirnya;
Selamat. Kini masamasa remaja telah datang menjemputmu, saudariku.
Berbagai macam pesona dunia akan kau jumpai di sini.
Dan sebagai panutan, selalu ingatlah akan sosok Khadijah dan Aisyah
Mereka bukan hanya sekedar ibu bagi anak-anaknya.
Bukanpula sekedar wanita yang memiliki label Islam di kartu namanya.
Tapi mereka juga sebagai wanita karir
Wanita yang secara utuh mengabdikan dirinya kepada Suami.
Pendongkrak semangat.
Penyejuk kala terik menyengat.
Bahkan penerus dakwah setelah suami wafat
Wanita yang paling layak untuk dijadikan suri tauladan umat.
Jadikanlah bunda kaum muslimin itu sebagai idola
Benamkan hingga relung hati paling dalam.
Dan jadilah ibu kaum muslimin di zamanmu.
Jika dirimu merasa itu terlalu berat
Cukuplah kiranya untuk menyerahkan segenap jiwa dan ragamu kepada Islam
Sehingga kelak, ketika engkau telah menjadi seorang pewaris
Warisilah mereka dengan tebaran kasih sayangmu kepada putra-putrimu
Kasih sayang yang diwarisi nabi agung, Muhammad
Sehingga terbentuk kuat dalam diri mereka jiwa-jiwa Islam yang sesungguhnya.
Dan jangan sekali-kali menjadi penegak sekaligus penikmat gaya hidup orang-orang Western.
Iman, penetapan dalam hati. Itulah intinya.
Insyaallah.
---
Note,
Terimakasih atas perhatiannya. Jika catatan ini kurang berkenan. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Dan kepada-Nya saya mohon ampun.
- Senin, 2 september 2013, Lampung.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis materi biologi secara Up To Date via email